“PSHT dikenal memiliki banyak sekali falsafah kehidupan yang sangat bijak. Yang saya tahu, sedikit nya ada 30 kalimat bijak. Ini harus dihayati, direnungkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Artinya bukan hanya sebagai jargon belaka, tetapi harus benar-benar diimplementasikan,”kata LaNyalla saat memberi sambutan secara virtual pada Rapat Koordinasi Nasional Perwakilan Pusat Persaudaraan Setia Hari Terate Tahun 2021 'Satu Abad Terate Emas' di Palembang, Sabtu (6/11/2021).
Dijelaskan LaNyalla,selain falsafah hidup, pendiri PSHT,Ki Hajar Hardjo Oetomo, juga selalu menekan menekankan landasan Hikmat setiap warga PSHT yakni mewujudkan Memayu Hayuning Bawono, atau memperindah keindahan dunia.Yakni melalui upaya mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera lahir batin.
Menurut LaNyalla, semangat itu persis dengan tujuan lahirnya bangsa dan negara yang dicetuskan me lalui amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Yang ujungnya adalah keinginan untuk mewujud kan Sila ke-5 Pancasila, yaitu; Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
“Makanya saya bangga berada di tengah-tengah Warga PSHT, yang memiliki cita-cita luhur yang sama dengan para pendiri bangsa ini,” ucap LaNyalla lagi.
Sayangnya, cita-cita luhur para pendiri bangsa belum dapat terwujud. Oleh karena itu, LaNyalla me ngajak semua elemen untuk bersatu padu, bekerja keras dan melakukan kontribusi nyata untuk mem buat Indonesia lebih baik.
“Dalam beberapa kesempatan, saya selalu menyampaikan rencana Amandemen Konstitusi perubahan ke-5 yang sekarang tengah bergulir, harus dimanfaatkan untuk memikirkan agar Indonesia dapat segera mewujudkan cita-citanya. Itulah pentingnya kita menyatukan pikiran dan kebatinan juga pemahaman kepada rakyat, khususnya kelompok-kelompok masyarakat, termasuk Warga PSHT sebagai pegiat dan penjaga warisan kebudayaan,” jelasnya.
Senator asal Jawa Timur itu menambahkan, PSHT memiliki dedikasi besar bagi kemerdekaan. Cikal bakal PSHT sudah ada sejak tahun 1903, saat Ki Ageng Ngabehi Surodiwiryo meletakkan dasar gaya pencak silat Setia Hati di Kampung Tambak Gringsing, Surabaya. Kemudian diteruskan muridnya, Ki Hajar Harjo Utomo, yang pada tahun 1922 di Madiun, mendirikan perguruan Pentjak Sport Club, yang kemudian menjadi Pemuda Sport Club.
“Sumbangsih luar biasa pendiri PSHT inilah yang melahirkan cikal bakal pendekar di kalangan rakyat. Pada akhirnya mereka menjadi pejuang kemerdekaan,” jelasnya.
Artinya, PSHT telah memberi kontribusi penting bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Karena cikal -bakal pejuang perintis kemerdekaan bangsa ini, salah satunya adalah pendekar-pendekar PSHT, yang dididik langsung oleh pendiri PSHT, Ki Hajar Harjo Utomo.
“Makanya kita sebagai Warga PSHT harus bangga. Apalagi kini anggotanya sudah mencapai 15 juta. Baik di Indonesia maupun di luar negeri. Yang terpenting kemudian, kita semua harus bersatu, mem bantu bangsa ini dalam pembangunan ke depan,” papar LaNyalla yang juga Dewan Pembina PSHT.
Dalam kesempatan itu LaNyalla menyinggung juga konflik internal PSHT. Menurutnya hal itu sebaik nya disikapi dengan dewasa. Karena dia yakin kebenaran bisa disalahkan, tetapi kebenaran tidak akan bisa dikalahkan.
“Sejalan dengan ajaran luhur Warga PSHT, bahwa; “Sing Resik, Uripe Bakal Mulyo”, atau yang bersih hidupnya akan mulia. Indonesia adalah negara hukum. Pasti pada akhirnya akan membela dan mem benarkan siapa yang secara hukum sudah dinyatakan benar,” jelasnya.(A.S/Nurman)