Jitu
Pasna dimulai dengan persiapan tim, kemudian pengumpulan data, analisis data,
dan pelaporan. Pengumpulan data tersebut menyasar pada 5 Sektor yakni;
permukiman, infrastruktur, sosial, ekonomi produktif, dan lintas sektoral
(pemerintahan, perbankan, pendidikan, dll).
Tim
hitung cepat Jitu Pasna membutuhkan asumsi-asumsi terhadap detail-detail dampak
. Asumsi nilai kerugian pada setiap kabupaten kota bisa ditanyakan ke
Dinas PUPR Provinsi.
“Input
yang diharapkan dari Jitu Pasna antara lain, pengkajian dan penilaian awal
akibat bencana, analisis dampak bencana, perkiraan kebutuhan pascabencana, dan
rekomendasi awal terhadap strategi pemulihan,” ujar R Hutomo.
Ia
melanjutkan, pada masa rehabilitasi, aktivitas yang dilakukan Pemerintah antara
lain, per baikan lingkungan, prasarana dan sarana umum, pemberian bantuan
perbaikan rumah masyarakat, pemulihan sosial psikologis, dan pelayanan
kesehatan.
“Nah, input atau dokumen Jitu Pasna inilah salah satu yang
menjadi acuan bagi pemangku kepentingan dalam melaksanakan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi dan pembangunan kembali sektor-sektor yang terdampak bencana,”
ujarnya. “Karena masa tanggap darurat waktunya sangat terbatas, maka dibutuhkan
perhitungan cepat. (*Jls)