Wah...si The Greatest tutup usia? Innalillahi WainnaIlaihi Rojiun.
Ini memang bukan berita hari ini, tapi berita dua hari yang lalu tapi masih nongkrong di posisi teratas saat aku membukanya. Dan karena ini tentang Muhammad Ali aku tidak berniat untuk melewatkannya dan berpindah ke berita lain. Sekali lagi, karena ini tentang MUHAMMAD ALI.
Muhammad Ali, setelah berperang selama 32 tahun dengan penyakit Parkinson, pernah dirawat karena Pnumonia tahun 2014 dan infeksi saluran kemih tahun 2015 akhirnya meninggal dunia pada tanggal 3 Juni 2016 lalu pada usia 74 tahun karena masalah pernafasan.
Dulu, di kampungku, waktu masih jaman televisi hitam putih, kalau sudah ada siaran tinju dan yang main Muhammad Ali pasti deh rumahku ramai bukan kepalang. Maklum jaman itu yang punya televisi masih bisa dihitung jari. Jadi ya kalau mau nonton tivi mesti nebeng-nebeng sama tetangga. Dan yang punya tivi juga dilarang pelit dan tutup pintu kalau sudah acara tinju atau sepakbola.
Pokoknya kudu, harus, wajib, musti rela ruang nonton tivinya jadi ramai sampai meluap ke halaman, lapang dada dan menulikan telinga sama berisiknya penonton yang berebutan mengomentari permainan sudah kayak pengamat tinju paling top hebohnya. Harus sabar pot-pot kembang di halaman terinjak-injak dan kaca depan rumah jadi banyak cap bibir bekas anak-anak yang gak kebagian nonton di dalam dan terpaksa mengintip dari balik kaca.
Belum lagi kalau mulut-mulut penggemar ini sudah histeri lihat idolanya main. Berisik banget tuh yang teriak "Ali!..Ali!..Ali!.." sambil mengepalkan tinju mereka. Sebelum permainan dimulai saja anak-anak sudah bising dengan yel-yel 'Ali' ini sambil main tinju-tinjuan di halaman sampai berantakan semua bunga-bunga di taman kesayangan si Mbok. Hadeeh...pokoknya seru ingatan masa kecilku tentang bintang tinju satu itu.
Seiring berjalannya waktu, makin banyak atlit tinju yang top bermunculan dan nama Ali semakin pudar. Apalagi pada tahun 1981 tersiar kabar kalau Ali pensiun dari tinju. Ditambah makin banyaknya hiburan lain yang menjadi pilihan para penonton televisi di kampungku. Dan televisi tidak lagi jadi barang super mewah. Aku kehilangan momen kebersamaan dimana rumahku sudah jadi seperti bioskop dadakan. Ali pu lalu terlupakan oleh orang-orang kampungku. Tapi buatku yang tidak terlalu menyukai tinju, Muhammad Ali yang terlahir sebagai Cassius Marcellus Clay, Jr. adalah nama pertama yang muncul ketika mendengar kata tinju.
Aku salut waktu baca :
"Bagaimana saya bisa membunuh seseorang ketika saya sembahyang lima kali sehari untuk perdamaian," kata Ali pada 1967 ketika menjalani hukuman pencopotan gelar juara kelas berat akibat menolak bergabung dengan Angkatan Darat AS untuk berperang di Vietnam"
Wow..gitu.
Tapi sempat pengen nangis pas baca :
"Namun ketika Ali ditahbiskan sebagai salah satu yang menyalakan api Olimpiade di Atlanta, Amerika Serikat, pada 1996, dengan tangan kirinya tanpa sadar gemetar karena penyakit Parkinson, reaksi kerumunan--kebisingan, air mata, dan pencurahan besar cinta--menunjukkan betapa Ali sekarang dihormati.
Hiks...Ali-ku kena parkinson...huaaaa... miris banget seh.
Ali sang terhebat. Ali yang perkasa kena parkinson?
Tapi begitulah kenyataan yang harus dijalani Ali di usia lanjutnya. Sampai akhirnya menutup mata dalam dekapan kehangatan keluarga tercinta.
Sang terhebat yang sanggup bertahan dari serangan pukulan demi pukulan dan membalas dengan satu pukulan pamungkas itu tak selamanya perkasa. Ada masa tubuhnya yang alot dihinggapi penyakit yang menyedihkan. Ada tiba masa ketika usia harus ditutup.
Di halaman berita ini juga ada link-link berita lain tentang Muhammad Ali. Aku mengikutinya satu persatu. Seolah aku sedang berjalan bersamanya melintasi waktu ke masa lalu. Ke masa awal bagaimana dia bisa terjun ke dunia tinju, ke masa-masa keemasannya, ke masa-masa bagaimana awal mula dia menjadi seorang muslim, ke masa bahagia saat Ali yang menyukai sulap dan pesta ulang tahun merayakan ulang tahunnya yang ke 70.
Selamat jalan sang legenda..Selamat jalan saudara muslimku. Baik-baik di sana. Jangan kau ajak bertinju malaikat penjaga ya. Ajak saja main sulap sambil menunggu waktu kami juga akan berkumpul kelak bersamamu.
Ali! Ali! Ali!!!!
#amimustafa
Kita telah kehilangan satu orang lagi yang begitu punya nama besar, MUHAMMAD ALI. Semoga almarhum ditempatkan di tempat yang paling mulia di sisi-NYA. Amiinnn.
BalasHapusAamiin semoga amal ibadahnya diterima allah SWT aamiin
Hapusaamiin, :)
Hapus