Keren Gak Keren II

Dia hantu, semasa hidup memang berpenampilan keren. Mempunyai prestasi yang gemilang, dia hantu adalah seorang dokter spesialis penyakit dalam, namun dihari yang naas itu tewas akibat kecelakaan di jalan tol Jagorawi, dari Jakarta-Bogor dalam menunaikan tugas yang mulia.

Mobil yang dikendarai bertabrakan dengan sebuah truck kontainer, kerasnya benturan yang terjadi membuat tubuhnya terlempar hingga keluar. Kemudian terhenti dengan kepala tepat dibagian roda, mutlak kepalanya terlindes hingga tak berbentuk. Tewas seketika.

Darah segar membanjiri jalanan yang mulai beranjak malam, jalanan yang semula lancar aman dan terkendali menjadi macet oleh kendaraan yang beberapa pengemudi memberikan pertolongan. Sebagiannya hanya menonton menyaksikan kejadian yang mengerikan.

Sungguh sebuah kematian yang tragis, dan mengharukan sekali sebuah tasbih masih tergenggam erat ditangan kanannya yang masih utuh. Jika saja kepalanya tidak tepat dibagian roda berkemunginan besar tidak akan mengalami nasib yang begitu memilukan.

Namun, itulah kehendak dari Tuhan. Jika sudah tiba saatnya tiada satu pun mahkluk ciptaan-Nya bisa menunda dan menghindari kematian. Dia hantu pun harus menerima akhir hayatnya dengan cara yang mengenaskan.

Awal dia hantu, malu-malu melakukan komunikasi. Banyak diam, paling hanya memantau dan melihat dari jauh. Kemudian mengikuti kemana pergi, tidak siang, tidak malam, membuat bulu kuduk merinding meskipun itu disiang bolong dan ditengah keramain.

Malam yang kocak sebenarnya penuh cacian dan makian. Dia hantu marah, mengancam, oleh ketidak percayaan sebuah keyakinan akan kemampuan dan keberadaanya. Iseng menanyakan namanya, gila! Ternyata mempunyai nama yang sangat cocok sekali dengan tampang dan gelar dokternya semasa hidup.

Kembali bertanya, kenapa sampai kesini? Sebuah pengakuan yang masuk akal, tidak bagi orang-orang yang belum gila. Ya, sebenarnya yang bertanya sedikit hampir gila. Katakanlah begitu.

"Saya sampai dan tau negeri ini karena semasa hidup saya pernah praktek atau magang disebuah rumah sakit negeri nan indah dan damai ini. Jadi, tidak herankan saya hafal dan tau?" Dia hantu menjawab.

"Trus kenapa kamu tidak kembali kealammu yang sesungguhnya? Kenapa harus mengganngu? Bukankah kita sudah beda alam?"

"Ya, mau saya begitu. Tapi saya kesasar dan belum tau jalan pulang... Saya hanya menumpang untuk beberapa waktu sampai saya menemui jalan pulang, maaf... saya tidak mengganggu... Masnya saja yang banyak tanya dari tadi dan nantangin saya..." Dia Hantu menjawab miris sedikit kesal.

"Masih kurang yakin saya sama kamu maka saya tidak percaya bahwa kamu itu benar ada. Oke! Saya masih belum percaya sama kamu! Coba, kamu hentikan yang resek dan bikin rusuh disuatu tempat itu"

"Oke! Siapa takut!!!" Dia hantu menerima tantangan.

Memang benar, tempat yang ditunjuk beberapa menit kemudian hening. Tidak lagi terdengar suara-suara yang cukup mengganggu ketenangan dimalam itu. Sebelumnya memang sempat mendengar suara untuk melarang membuat resek dan rusuh, namun dicek tidak ada manusia lain pun selain sekumpulan yang resek dan merusuh tersebut.

Dengan percaya dirinya Dia Hantu bertanya
"Bagaimana Mas? Sudah nyaman?"

"Hahahaaa!!! Gila kamu, ini benar-benar di luar akal sehat saya!!! Hebat kamu!!!" Bukannya takut, tapi malah kesenangan.

"Hihihi.... Biasa saja kali mas, mas kan memang rada-rada gila. Jangan heranlah...! Hebat? Ini hanya titipan mas..." Ini Dia hantu ngeledek apa merendah sih?

"Anjirrrr lo!!! Ngeledekin gua lo?" Murka dan merasa di rendahkan. Disini bahasa Lo-Gua Mulai berlaku...

"Hiihiii... sabar mas Abhenk, ojo ndusu...."

"??????????"

#IlusiBerasaNyata

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama