Bogem

Q Beritakan - Ini kisah nyataku beberapa tahun lalu, kisah dimana aku menyesal menjadi orang yang egois, yang tak pernah mau mendengarkan orang lain kalau sedang marah.. hem semoga ini hanya terjadi pada diriku Abhenk Gokil-Ext.

 Pada suatu hari disebuah kafe yang belum begitu rame oleh pengunjung pada salah satu sudut ruangan yang lumayan enak dan nyaman disinari lampu temaran membuat terlihat duduk sepasang muda mudi. Seperti sedang berbicara santai. Tak berapa selang kemudian juga masuk lelaki muda yang usianya tidaklah jauh terpaut dengan sepasang anak muda tersebut. Langkahnya terlihat tergesa-gesa dengan raut wajah menegang. Kemudian tanpa basi-basi langsung duduk disamping wanita muda belia itu. Siwanita dan lelaki yang menemaninya duduk terlihat santai dengan kehadiran lelaki muda yang baru datang tersebut. Kemudian lelaki yang menemani wanita itu beranjak pergi sembari mengangguk dan tersenyum mohon pamit. Siwanita pun tersenyum, sementara lelaki muda yang baru datang itu tidak memberikan respon apa-apa. Wajahnya begity terlihat muram dan semangkin menegang. Kemudian angkat bicara,
"Hmm... begitu ternyata kamu ya? Masih sempat-sempatnya bertemu dengan lelaki lain sebelum aku sampai? 
Hebat...!" Menatap dengan tajam wajah semangkim memerah menegang menahan amarah.
"Itu... mas... dia..."
"Apa? Teman baik, teman dekat? Itu yang akan kamu katakan bukan!?!" Belum sempat siwanita menjawab pertanyaan lelaki muda itu langsung membentak dengan suara menggelar sehingga bebrapa pengunjung meneloh kerahnya.
"Mas... dengarkan aku dulu... dia itu..."
"Ya! Dia itu siapa!!! Saya benar-benar kecewa dengan kamu!!!" Kembali membentak tanpa peduli tatapan pengunjung lain yang merasa kenyamannya terganggu.
"Mas... sabar dong mas, jangan bicara keras dan kasar seperti itu. Malu dilihat orang mas..." siwanita masih terlihat sabar dan mengontrol diri dan tidak terpancing dengan sikap lelaki muda tersebut.
"Sabar kamu bilang? Malu? Hahk! Persetan dengan semua itu, kamu kira aku tidak sabar sedarintadi melihat kamu duduk dengan lelaki yang belum aku kenal? Trus kamu bilang malu? Apakah kamu tidak malu dengan diri sendiri dengan sikapmu itu??? Jauh-jauh aku datang kekota ini hanya untuk menemui kamu! Mengerti???" Laki muda itu benar-benar lepas kontrol, meja pun dilabraknya sehingga membuat makanan dan minuman yang ada diatasnya berserakan dilantai.
"Mas...mas... ngapain sih sebegitu lepas kontrolnya dirimu? Jaga emosi dong mas... mohon..." siwanita kembali mencoba sabar dan menenangkan lelaki muda itu.
"Ahhhh!!! Dasar kamu wanita tak tau berterima kasih dan menghargai waktu! Pergi sana kamu dengan simpanan baru kamu itu!!!" Sambil mendorong wanita itu dengan kasar sehinga wanita itu terhuyung-huyung kedepan, jika saja tangannya tidak meraih sudut meja segera mungkin akan tersengukur.
"Mas!!!" Plok...! Jdesskh!!! Dengan tiba-tiba wanita itu membalik dan sebuah tamparan keras jotosan hinggap dengan tepat di bibir dan dagu lelaki muda itu. Lelaki muda itu kaget dan hampir tidak percaya dengan apa yang baru saja diterima. Belum sempat menyadari sebuah jotoson kembali mendarat dikeningnya. Jdesk!!!
"Mas dari tadi aku sudah berusaha sabar dan ingin menjelaskan siapa lelaki tadi. Tapi, kamu tidak memberikan aku kesempatan sedikitpun untuk menjelaskan kepadamu! Dia ADIKKU MAS! dia mengantarkanku kesini untuk menemuimu! Dia baru saja pulang dari luar kota mas, dia kuliah disana. Memang belum sempat aku kenalkan kepadamu mas! Hari ini akan aku memperkenalkan kalian, tapi aku kecewa dengan sikap egomu yang membabi butamu itu mas!!!" Dengan nafas yang tidak teratur hingga dadanya turun naik menahan gejolak amarah dan kecewa Siwanita mengatakan siapa lelaki tadi. Lalu segera beranjak pergi dengan air mata terlihat berurai dikedua pipinya menahan sedih yang teramat dalam dengan perlakuan yang baru saja diterimanya dari lelaki muda yang ternyata adalah kekasihnya yang baru saja kembali dari kota lain untuk menemuinya.
Sementara lelaki muda itu hanya diam membisu dan terpaku mematung tanpa bisa berbuat apa-apa lagi. Wajahnya yang semula mengeras dan beringas itu tiba-tiba kuyu dan lesu menyesali apa yang telah diperlakukannya kepada wanita yang telah 2 tahun menjadi kekasihnya itu. Apa boleh buat, nasi telah menjadi bubur. Menyesali perbutannya itulah hal yang terbaik dirasakannya saat itu...

*Selesaikan suatu masalah dengan baik dan benar, karena tidak selamanya yang dilihat dengan mata itu sesuai dengan realitanya.

Oleh: Abhenk Gokil

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama