USIA TERBAIK ITU...


Kenapa terbaik? Terbaik mengacu pada satu saja. Sedangkan semua usia menurutku terbaik dimana aku punya momen-momen indah pada usia2 itu yang membuatku ingin menobatkannya sebagai usia terbaik.

Sebelum memutuskannya, aku akan mengisahkan waktu terbaik diusia kesekian dan kesekian lebih dulu sebelum memilihnya menjadi yang terbaik.

Waktu usia kanak-kanak

Lihat anak-anak main masak-masakan aku ikut main, lihat yang main lompat tali, aku tak tahan ikut lompat-lompat juga. Saat lihat ayunan kosong aku buru-buru menempatinya dan mulai berayun dengan riang. Semua permainan anak-anak aku suka. Teman-temanku bilang itu karena masa kecilku kurang bahagia. That's big wrong. Justru masa kanak-kanak ku sangat bahagia. Hingga saking bahagianya jadi enggan melepas jiwa kanak-kanak dari tubuh dewasa ini.

Bisa dibilang aku punya masa kecil yang seru. Punya paman dan bibi yang menyayangiku, kakak-kakak yang bisa jadi teman bertualangku ke sawah, memancing belut, bermain lumpur  menangkap ikan. 

Berlarian di pematang sawah yang berembun, berkejaran menangkap capung yang baru bangun tidur. Atau berkelana di perkebunan mencari durian, mencari jamur dan biji keluwih. Kadang kami main sampai jauh untuk mencari tempat-tempat pemandian baru karena kami sangat suka berenang sementara di tempat kami tak ada kolam renang.

Kalau musim buah-buahan tiba kami beramai-ramai berjalan kaki belasan kilometer di minggu pagi yang cerah mengunjungi kebun buah keluarga yang siap panen. Ikut memanjat pohon rambutan atau pohon jambu air sampai ke ujung-ujung dahannya. Dulu, pernah ada masa aku tidak suka membeli buah-buahan di pasar karena seumur hidupku tak pernah membeli buah, kami punya beraneka ragam buah dari hasil kebun sendiri.

Saat masih kanak-kanak aku tidak malu memakai celana overall, dengan peci hitam melintang naik sepeda sambil bersiul-siul berkeliling mengunjungi rumah keluarga untuk silataturahmi saat lebaran. Sementara sepupu-sepupuku dengan dandanan cantik bergaun lebih suka naik mobil atau berboncengan motor. Kalau ingat itu suka senyum sendiri. Astagaaa..gitu amat ya aku :D
Usia 17

Sweet seventeen. Cie cieee... Terutama buat cewek masa usia 17 adalah masa paling indah. Aku juga begitu sih. Walau tidak bisa menyebutnya 'paling'. Aku pernah berjanji tidak akan pacaran sebelum usiaku 17. Hampir tergoda sih di usia 16 ada cowok pujaan para gadis di sekolah naksir aku. Tapi karena komitmen tidak pacaran sebelum 17 aku melepaskan kesempatan untuk membuat para gadis di sekolah ku itu patah hati.

Nah, pas umur 17 rasanya plong hati ini terbuka buat pacaran. Sayangnya saat itu para pria idola wanita sudah pada habis digaet teman-teman. Alhasil saat aku siap pacaran aku malah jomblo. Tapi malah hepi jadinya. Jadi bebas bergaul dengan siapa saja tanpa ada yang cemburu atau membatasi. Apalagi karena rada tomboy aku lebih banyak berteman dengan laki laki. Bisa bertualang kemana saja tanpa ada yang cerewet melarang-larang.

Di usia 17 ini aku sudah mengantongi ijin untuk naik gunung, susur pantai, susur sungai atau berkelana di hutan. Kalau mesti kemping ijinnya juga sudah lebih mudah keluar. Gak perlu dapat pengawalan lagi.
Ada banyak keceriaan remaja yang sudah tertoreh di usia ini. Kisah yang selalu indah untuk dikenang. Walau jika ada mesin waktu atau ada tawaran untuk kembali ke masa itu aku akan menolaknya. Karena masa itu sudah cukup aku nikmati.

Usia 17 adalah gerbang menuju tingkat kedewasaan diri yang lebih tinggi. Di usia ini ada banyak tanggung jawab yang harus diemban. Banyak pilihan jalan menuju masa depan yang terpampang. Usia labil saat diri galau harus menuju kemana, memilih arah yang mana.

Usia 30

Diusia ini sudah banyak yang kualami. Walau belum benar-benar cukup banyak. Aku mulai bisa memahami bagaimana menjalani hidup dan mensyukuri kehidupan. Ada banyak kisah yang membuat rasa ku jadi lebih kaya. Di usia ini aku mulai  menerima diri sendiri dengan yakin dan percaya diri. Dan sudah mendapat predikat manusia dewasa.


Usia saat ini

Tak ada yang lebih baik dari pada usia sekarang. Karena diusia ini aku sudah memiliki masa-masa terbaik ku di usia dulu. Di usia saat ini yang sudah terbilang banyak aku masih tetap sehat walau sakit tapi aku bisa mengatasinya dengan tetap bisa bersyukur. Di usia sekarang aku sudah memiliki anak-anak yang manis dan tumbuh sesuai harapan.


Masih tetap bisa bisa bersepeda walau tidak lagi memakai celana overall tapi pakai celana khusus buat sepeda. Tidak lagi pakai peci melintang tapi pakai helm sepeda.

Masih sanggup lari lintas alam dan tetap suka berkelana di hutan walau bukan untuk mencari buah-buahan tapi untuk membuat trek lari.

Usia yang lalu sudah berlalu, usia yang akan datang belumlah pasti. Yang tersisa adalah usia saat ini. Maka kuputuskan untuk memilih usia saat inilah yang terbaik.

Di usia berapa pun, aku hanya ingin hidup bahagia. Dengan berbahagia aku bisa lebih mensyukuri hidup dan bisa membahagiakan orang lain. Meski tidak menjadi yang terbaik aku ingin menjadi orang baik yang bisa memanusiakan manusia. Dan tak berhenti untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Enough, that's all.
#amimustafa

3 Komentar

  1. maka usia saya memang pas usia terbaik, pantesan saya teh selalu menjadi orang yang baik...rupanya memang usiaku usia terbaik kok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah percaya atuh kang... Tapi jangan lupa berbagi kebaikan supaya lebih baik lagi kang.! Berbagi ilmu untuk menjadi blogger seperti akang gituh.!

      Hapus
  2. Alhamdulillah sampai saat ini saya merasa usia saya selalu baik-baik saja, dan selalu yang terbaik. kang

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama