Kota Padang, Termasuk Wilayah Yang Rawan Bencana. Untuk Itu, Kota Padang Harus Siap Dan Tahu Konsep Dasar Pengkajian Kebutuhan Pascabencana

 Lansani News.com- Padang 

"Bencana akan berdampak lebih besar di negara miskin dan sedang berkembang," sebut nya. Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Iklim (LPBI NU) Kabupaten Malang Rurid Rudianto  Dalam  dalam Bimtek Jitu Pasna, Rabu (22/9/2021), di Padang.selama tiga dasawarsa terakhir, terjadi 350 persen peningkatan jumlah bencana alam di Indonesia. Diperkirakan, kondisi ini bisa terus berlanjut hingga beberapa tahun ke depan, yang tentunya bisa berdampak pada perumahan/pemukiman warga, infrastruktur, ekonomi, sosial, dan lintas struktur.

Ditambahkan, Sumatera Barat (Sumbar), terutama Kota Padang, termasuk salah satu wilayah yang rawan bencana. Untuk itu, Kota Padang harus siap dan tahu konsep dasar pengkajian kebutuhan pascabencana guna menghadapi tren bencana ke depan.

Bentuk tren bencana alam yang kemungkinan bisa terjadi di Kota Padang sebagai daerah pesisir pantai, menurut dia, adalah tsunami, gempa bumi, gelombang ekstrim, dan erosi pantai. Tingkat risiko bencana di wilayah pesisir termasuk kelompok risiko tinggi dan sedang. Dikatakan, manusia juga punya pengaruh besar terhadap penyebab terjadinya bencana. Hal ini karena kurangnga kesadaran manusia untuk menjaga alam. 

"Tingkah laku atau perbuatan manusia pada alam menentukan bagaimana alam ke depan," ujar Rurid.

Alam dan manusia diciptakan untuk membentuk interaksi, saling butuh dan saling jaga. Kehidupan adalah bagian dari ketentuan manusia dan alam yang konsisten, dikatakan Rurid.

Di sisi lain, diketahui, kegiatan Bimtek Jitu Pasna yang digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar itu sendiri sudah memasuki hari ke-3, sejak digelar Senin (20/9/2021, yang diikuti oleh kelompok peserta Angkatan V, dengan peserta 18 orang perwakilan media massa, ditambah dengan perwakilan dari BPBD daerah se-Sumbar dan pihak lainnya. ((*Jls)

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama