Gempuran Junta Myanmar hingga Hamas Tuding PBB soal Gaza

Konvoi kendaraan lapis baja militer Myanmar dalam parade di Naypyitaw, 27 Maret 2021. (REUTERS/STRINGER)
 LANSANINEWS,COM -JAKARTA
 Inilah kilasan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia kemarin, Selasa (22/6), dari miilterMyanmar    menggempur milisi antijunta di Mandalay hingga tudingan Hamas bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tak serius selesaikan persoalan kemanusiaan di Jalur Gaza.

1. Militer Myanmar Tempur dengan Milisi Antijunta di Mandalay

Pasukan militer Myanmar yang didukung kendaraan lapis baja terlibat bentrok dengan milisi antijunta di Mandalay, kota terbesar kedua di negara tersebut.

Dalam salah satu rekaman terlihat pasukan militer yang disokong tiga kendaraan lapis baja mengepung sebuah gedung sekolah asrama di Mandalay. Pasukan militer itu meyakini bangunan sekolah itu menjadi markas milisi antijunta.

Melansir dari AFP, tim informasi junta militer Myanmar menyatakan saat menggerebek bangunan yang diyakini markas milisi berdasarkan informasi intelijen itu pasukannya mendapatkan perlawanan tembakan senjata hingga lemparan granat.

"Beberapa anggota keamanan terluka parah," demikian pernyataan militer.Pihak militer pun mengklaim empat milisi tewas dalam pertempuran tersebut, dan delapan ditahan karena memiliki ranjau buatan sendiri, granat tangan, serta senjata.

2.Mata-mata China Membelot ke AS, Punya Info Covid di Lab Wuhan

Seorang mata-mata China disebut membelot ke Amerika Serikat (AS). Agen intelijen yang membelot itu disebut sebagai sumber informasi AS terkait teori virus corona (Covid-19) penyebab pandemi global bocor dari sebuah laboratorium, sebagaimana dikutip CNNindonesia.com.

Mata-mata China membelot ke AS itu, Dong Jingwei (57) disebutkan telah berada di Negara Paman Sam bersama putrinya pada Februari lalu setelah terbang secara rahasia dari Hong Kong.

Namun, kabar mengenai membelotnya sosok yang sebelumnya dikenal sebagai deputi menteri di Beijing itu belum sepenuhnya terkonfirmasi. Pasalnya, sejauh ini belum ada informasi resmi baik dari AS maupun China. Jika terkonfirmasi, Jingwei akan menjadi pejabat paling tinggi yang membelot di antara China dan AS.

Laporan dugaan pembelotan Jingwei itu juga datang ketika negara yang tergabung dalam kelompok tujuh (G7) sepakat untuk mencoba mengonfirmasi asal-usul Covid-19, walaupun Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menerjunkan ahlinya untuk menyelidiki. Salah satu dorongan untuk membuka kembali investigasi terkait mula virus corona penyebab pandemi Covid-19 itu juga datang dari Presiden AS Joe Biden dalam pertemuan-pertemuan internasional, dan pernyataan resminya.

Sementara itu China berulangkali membantah tudingan bahwa virus corona berasal dari laboratorium. Baru-baru ini Shi Zhengli, ilmuwan sekaligus Kepala Institut Virologi Wuhan, China, membantah dugaan virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 berasal dari kebocoran laboratoriumnya.

3. Hamas Tuding PBB Tak Niat Setop Krisis Kemanusiaan di Gaza

Salah satu faksi Palestina, Hamas, menuding erserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tak ada niat untuk mengakhiri krisis kemanusiaan di Jalur Gaza yang diblokade Israel.

Seorang sumber melontarkan pernyataan ini tak lama setelah utusan PBB untuk urusan perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland, berdialog dengan sejumlah petinggi Hamas guna membahas berbagai isu setelah gencatan senjata dengan Israel.

Menurut sumber tersebut, dalam pertemuan itu Wennesland juga menyampaikan 'pesan negatif' dari Israel untuk Hamas. Namun, sumber itu tak menjelaskan lebih lanjut pesan yang dimaksud.

Seorang pemimpin sayap politik Hamas, Yahya Sinwar, juga mengakui bahwa pertemuan itu tidak positif.

"Mereka mendengarkan kami dengan penuh perhatian, tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa ada niat untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza," ujar Sinwar, seperti dikutip AFP.

Namun, PBB menolak berkomentar mengenai pertemuan itu. (*)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama