Gembel Hijrah ( Pemahaman )

Pada mulanya kita adalah tiada, bodoh, dan hanya mampu menangis melihat dunia.Lalu perlahan kita mulai memiki peran, memiliki kemampuan, menghasilkan harta, dan terkadang menjadi panutan serta berlindung buat beberapa orang.Hingga pada akhirnya kita pasti akan tiba pada situasi kembali tidak mampu, tidak mampu utk bisa membuat jantung ini tetap berdetak hingga seketika berhenti berjalan didunia yg maha luas ini.
Pada akhirnya segala sesuatu yg kita miliki akan berakhir dan berhenti begitu saja.Kecuali rasa dan keinginan baik, itu akan selalu hidup dan selalu berkembang setidaknya menjadi cerita buat yg ditinggalkan.
Cerita yg mungkin akan indah didengar dan berguna atau sebaliknya, penuh rasa sakit yg mendalam.Namun walaupun penuh rasa sakit setidaknya bisa dijadikan sebagai pedoman dan pengalaman yang sungguh sangat berharga........)
Seorang anak lelakiBelum lagi genap sepuluh tahunBertelanjang kaki membawa parang menuju ladangDibawah terik membakar pundak membuat legam
Tak ada lagi sekolah untukmu nak!Lupakan tentang seragammu yang selalu kau lipat dengan rapiSemenjak kepergian bapakmu

menangis disudut tempat tidur yang usang dan reot. Merapatkan kaki kedada, mengisak- isak tangis minta dikasihani. Kututup pintu rapat- rapat .Kemudian tanpa memperdulikan, aku mengambil tas besar yang aku guris dari tong sampah rumah orang kaya beberapa bulan lalu. kelihatannya masih bagus, hanya resletingnya saja yang rusak. Dan aku sudah menjahitnya hingga tampak layak pakai lagi.
Aku membuka lemari yang hampir ambruk. Aku harus pelan- pelan mengambil beberapa baju yang ada disitu termasuk baju sekolahku yang aku lipat beberapa bulan lalu,

Aku erus berjlan menujuterminal Dibawah Panas terik matahari ini tak dapat lagi membuatku merasakan perih membakar kulit. Setiap butiran debu kasat mata menempel di pelipis berminyakku. Serasa aku sudah akrab dengan panas. Ia bagaikan udara segar bagiku. Yah… siapa tahu dengan begini aku juga bisa jadi terbiasa dengan panas neraka, sehingga kelak aku tak perlu menjerit-jerit disana.

Semasa sd jualan kantong asoy atau kresek. Tak jarang aku harus menjadi tukang semir sepatu, dan juga kuli angkat pasar, untuk mendapatkan tips dari ibu-ibu yang sedang belanja dipasar.
Lampung sd.. sama kakak SD lampung. --- pulang kepadang smp. Semasa smp diparuhh waktu aku bersekolah, aku harus mengumpulkan uang untuk dapat melanjutkan pendidikan, apapun aku lakukan untuk bisa mendapatkan sejumlah uang. Menjadi kuli, kenet mobil bahkan dan alhamdulilah”

Jambi ( Kerja sambil sekolah) 2 tahun. SMA. Jadi kuli diperkebunan, mengisi polibek, dan muat buah sawit.
Ada kalanya aku benar benar merindukan emak juga abak, 
sayup seperti bisik dalam hatiKetika keringat tak juga tertebus bahagiaHidup berkecamukDaya hilangLelah merajangTersungkur ditikam kenyataanaku ingin pulangKembali merengkuh damai negerimuSeperti duluMaafkan aku emakTidak seperti yang kau rindukanTentang sikecil yang selalu membanggakan hatimuMenenangkan gejolak perjalananmuKetika emak mem bisu menutup diriKetika pertengkaran itu tidak berujungTangan legam abak yang memegang pundakkuAir mata yang mengalir perlahanMenghantar parau suaramuTentang cinta dan kasih sayangPadaku, pada keutuhan keluargamuDan kau menahan semua siksa ituSendiri, tanpa peduli....
Aku takkan pulang ayah...Aku takkan mampu menjejakkan kaki dirumahmuWalau kerinduan membunuhku
Aku takkan kembaliKarena aku tak seperti yang diinginkan abak mak.

Karena aku hidup dari lingkungan yang homogen saya termasuk pemuda yang mudah bergaul dan mendapatkan teman. Pada suatu hari aku diajak oleh seorang teman untuk ikut sebuah penytas kesenian tradisional Campur sari, dari lngkungan orang-orang transmigrasi, dari sanalah aku bisa terus bersekolah dan bertahan hidup ditengah kerasnya jaman.

Dari sana aku menyadari dna anyak belajar tentang kayanya indonesia, dengan berbagi budaya dan suku bangsa. Dimana aku berdarah minanngkabau, bergaul ditengah orang- orang dari berbagai suku, jwa, bugis, banjar, palembang, melayu jambi, kerinci, batak dan yang lainya. Aku banyak belajar bagaimana bergaul dengan baik, bagaimana menyikapi hidup ditengah lingkungan yang majemuk.
Alhamdulilah dari beberapa tempat dan lingkungan yang pernah aku singgahi dan tinggal disana, dan bermodalkan itulah aku bisa mengajak sahabat-sahabatku untuk lebih menghargai satu sama lain, sehingga terjadi kehidupan yang harmonis, yang sebelumnya mereka terutama para pemuda hanya bergaul ngeblok dengan sukunya masing-masing, dan tak jarang terjadi bentrokan antar pemuda dari kampung satu dan kampung lainya. Sampai saat ini kadang akumerasa rindu suasana disana.

Masa pendidikanku telah aku lalui dengan beragai romantika yang membentuk aku menjadi seorang petarung sejati dalam menjalankan kehidupan, setelah mendapatkanijasah aku kembali kekampung halaman yaitu kepadang sumatera barat

Sesampai dipadang, seperti yang kulakukan dimanapun tempataku berada, dengan modal pergaulan dan kepercayaan yang diberikan oleh salah seorang oknum aparat untuk menjadi tangan kanannya dalam mengorganisirkan beberapa angkot dan biskota , yah kala itu aku belum paham kali apa namanya, aku Cuma disuruh meminta uang setoran harian kepada para sopir angkot  dan biskota, yang mungkin bahasa kerenya sekarang adalah Pungli. He he he.......

Aku menyadari bahwa apa yang akulakukan itu kurang baik, hingga ahirnya au harus berhadapan dengan aparat yang berwajib, ketika itu sedang ada pnertiban, dan sialnya aku takbisa menghindar ketika mereka menangkap aku dan harus ikut ke kantor untuk diproses, setelah itu aku berhenti dan mencari kegiatan lain yang lebih baik, alhamdulialh aku bertemu dengan seseorang yang mengajak aku bekerja disebuah perusahaan swasta dari tahun 2005 sampai 2011.

Pada tahun 2009 aku berniat untuk melanjutkan belajar disebuah universitas swasta, tapi sayang nya aku hanya mampu menjalani nya sampai 2 semester, dipicu oleh atasanku yang tidak mengijinkan aku kuliah. Tapi aku tetap mempertahankan keinginan dan impianku. Yang mengharuskan aku untuk mengundurkan diri dari pekerjaanku.

Nasib malang memang takbisa diprediksikan, karena keadaan aku pun harus berhenti kuliah, intinya galau banget.... sempat terpikir putus asa.Cita-cita boleh tertunda, tapi semangat untuk tetap berjuang mendapatkan apa yang telah aku aku cita-citakan. Aku harus bekerja keras untuk mengumpulkan uang untuk bisa menjemput mimpi, diparuh waktu aku harus menjadi ojek, supir angkot kuli dan apasaja yang penting halal. Tak sedikit orang mencibir melihat keadaanku, mulai dari keluarga, teman-teman yang dulu selalu baik dan mendukung aku, pada saat kondisi ku seperti ini mereka.. bla bla bla bla......
Ahirnya ditengah kesibukanku mengumpulkan uang, pada tahun 2011 aku medapatkan kesempatan utnuk bekerja disebuah perusahaan dan alhamdulilah aku mendapat posisi yang baik disana. Dengan berbekal pengalaman dan kepercayaan serta hubungan baik dari sang pemilik perusahaan.

Bait ahir
“ mungkin aku termasuk anak yang kurang beruntung dibanding dengan anak-anak seusia aku, akudilahirkan dalamkeluarga yang kurag mampu”

Gw anak yang bandel, tapi pintar, sampai ahirnya gw harus nerusin sekolah di lampung bersama kakak, karena kebutuhan ekonomi yang kurang baik.
“Membangkik Batang Terandam”
Sesungguhnya kita sering menyalahkan situasi yang kita hadapi, namun ternyata situasilah yang mendewasakan kita"
Bersambung





Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama