Diikuti Si Harimau Putih

Q Beritakan - Bicara hal gaib yang kental dengan mistis sangatlah menarik, memang membuat merinding bulu tengkuk. Namun seakan-akan ada magnet yang begitu kuat untuk terus dan terus menceritakan. Apa lagi menceritakannya ditegah malam dan dibawah temaramnya cahaya rembulan yang diselemuti awan kelabu. Suasana benar-benar mencekam, sehingga suatu hari benar-benar berasa berada dialam gaib nan penuh misteri tersebut. 

Malam itu melakukan terawang dengan segenap kemampuan yang ada, suasana sangat menegangkan. Bunyi hewan malam seakan-akan ikut larut dan merasakan mencekamnya suasan malam itu. Angin yang mulanya berhembus pelan tiba-tiba bertiup begitu gencang, aroma tak sedap pun memenuhi ruangan. Nafas mulai sesak, tubuh bergetar hebat, berusaha mengalirkan hawa murni kedalam tubuh dan pikiran agar tidak terpengaruh oleh hawa jahat yang dihantarkan angin. 

Keringat mulai mengucuri kening, hawa panas semangkin kuat menerjang kepala bagian belakang. Konsentrasi hampir pecah dan gagal melakukan terwang dimalam yang mencekam itu. Suara-suara cicak pun tak kalah hebatnya mengeluarkan suraranya, seperti memberikan isyarat jangan teruskan hal yang bisa berakibat fatal itu. Karena jika tidak kuat menahan hawa jahat yang telah mengeliling ruangan dan menyerang pertahanan tubuh bisa nyawa taruhannya. Ingin menghentikan segera, akan tetapi batin berkata harus tetap kuat bertahan. Dengan sisa tenaga yang hampir terkuras abis oleh serangan hawa panas yang jahat itu akhirnya berhasil bertahan dan melakukan dialaog dengan seseorang yang diterawang. 

Dialog yang tidak lama tersebut cukup menguras pikiran dan tenaga yang semulanya memang sudah hampir musnah, malam yang melelahkan. “Assalamu’alaikum...” memulai dialog. “Wa’ailaikumsalam...” terlihat suara yang nyaris tidak terdengar, tapi berat. Suasana semangkin mencekam. “Mohon maaf saya memanggilmu kesini, saya hanya ingin mengatakan bahwa didirimu itu itu ada mahkluk yang bersemayam. 

Namun selama ini kamu tidak menyadarinya...” “Hmmm... mahkluk apa itu...? mama cantik ya?” Suara masih pelan dan berat, tapi sedikit menyebalkan. “Macan, macan putih...” menjawab dingin dan berwibawa “Macan? Hariamau maksudnya???” mengernyitkan dahi. “Benar, Harimau. Sepertinya jelmaan prajurit kerajaan siliwangi...” kembali menjawab. “Ha ha ha...! kamu ngaco...!” tertawa meledek dengan seringai yang menakutkan. “Saya tidak ngaco, sampean yang ngaco. Atau pura-pura tidak tau ya? Dasar licik!”. 

Marah karena merasa tidak dihargai sama sekali dengan ledekannya itu. “Memang tidak tau, terus ngapain saja tuh macan ngikutin saya?” mulai tampak tertarik dan serius. “Ya buat menjaga sampean dari marabahaya... ingat pernah mengalami hal yang hampir fatal gak? Jatuh dari motor misalnya. Trus gak cedera? Pernah gak? Hi hi hi pernah saya rasa, Cuma sampean gak nyadar atau pura-pura tidak tau...?” menjelaskan dan senang karena diaolog semangkin jauh memasuki ruang alam bawah sadar. “Jatuh dari motor cedera terus coy, tapi Alhamdulillah gak parah-parah kali, cuman lecet-lecet doang. Tapi dulu waktu SMP pernah saya kelindes mobil. Tapi gak luka, sakit pun tidak...!” dialog semangkin lancar dan semangkin serius. “Noh, gak fatalkan? Cuma lecet doang? Hi hi hi... coba kalau tidak ada yang melindungi, bah... sudah remuk kali tubuhnya!” senang karena yang diterawang semangkin jauh memasuki alam bawah sadarnya. “Lu jangan main-main ya! Kalau lu bohong awas gak sahabatan kite. 

Demi Allah!” jawabannya sungguh diluar dugaan dan membuat merinding karena membawa-bawa nama tuhan. “Gak, gak bohong gua... dikasih tau kok malah gusar? Makanya jangan suka galau...” Berusaha menetralisir suasana yang mulai tidak terkendali dan tidak bersahabat, yang diterawang tidak suka dibohongi ternyata. “Ha ha ha! Maksudnya?” diluar diguaan malah tertawa dan bingung diantara penasaran. “Ya, kalau masih banyak pikiran bakalan diikutin muluh tuh sama macan, itu kan sesungguhnya kerjaan jin... gak baik terlalu percaya juga...” Suara ditekan kedalam dan memperingati. “Oooo... gitu ya?!?” mukanya beraut makin bingung dan blo-on. “Iye dodol! Bisa sesat ntar kalau sudah tau, trus percaya. Ya, lupa Allah, ngandelin Jin. Bah... durhaka. 

Sebuah bentakkan keras cukup membuat ruangan yang awalnya hening menceakam mencajadi bergetar, tubuh yang diterwangpun ikut bergetar! “Ha ha ha ha jin kan juga mahkluk Allah semua yang terjadi karena Allah, kalaupun dia membantu kita atas izin Allah toh...!” Tubuhnya semangkin bergetar hebat oleh tawa. “Jinnya Golongan Kafir!” kembali membentak, karena kembali diledek. 

Suasana hening beberapa saat. Tampak yang diterawang mulai gelisah, mungkin sudah tidak kuat berada di alam bawah sadarnya. Mungkin harus segera dikembalikan kealam sadarnya, kareana hari sudah hampir subuh dan sebentar lagi adzan akan berkumandang. 

Bisa berbahaya jika tidak dikembalikan kealam sadarnya. Roh akan bisa kesasar di alam gaib dan tidak bisa kembali pulang alam nyata. Ruangan pun kembali menebarkan aroma tak sedap, sangit menusuk hidung sehinnga rasa mual diperut dan ingin muntah. “Ya sudah, silahkan pulang...!” Berusah menyadarkan yang diterwang dengan mugusap bagian kening. “OK” menjawab singkat, gaul sekali ini orang. “Ok, dibikin cerita ya obrolan ngacok ini. Ha ha ha! Ampuuuun... Mas ampuuun... gua gak mau tidur-tidur sedari sore. Gak punya temen ngobrol, gua ajak deh mas kedunia Khayal GUA! Ampuuuuun...” yang menerawang malah minta ampun, karena ingat ancaman jika bohong akan memutuskan persahabatan. Karena memang benar ini cerita akal-akalan penulis saja agar ada teman buat ngobrol meleawati penggalan lorong-lorong malam yang sebentar lagi mentari akan terbit... 
 Oleh: Abhenk Gokil

1 Komentar

  1. saya suka dengan tulisannya, update lagi yang baru horrornya ya brada....
    im waithing news story,

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama