Celoteh dari Negeri Laskar Pelangi : Aku dan Medsos ku

Qberitakan.com-
Dari tahun 2005 aku sudah pakai medsos. Awalnya buat cari info tentang hp ku yang bermasalah. Dari diskusi-diskusi soal hp lanjut ngobrol ini itu eh kok ternyata asyik ya berteman tanpa tahu siapa dimana bagaimana. Waktu itu masih pakai situs pertemanan buatan negeri sendiri, seriboo. Lalu karena situs itu rusak dan tidak bisa diakses lagi kami user seriboo pindah ke mobitrek, masih buatan anak negeri sendiri. Fiturnya masih sederhana malah unggah foto saja baru diakhir akhir adanya sebelum akhirnya situs ini juga ambruk. Dulu itu jangankan selfie dan narsis, nama saja disamar-samarkan. Beda sekali dengan sekarang usernya makin percaya diri menampilkan 'ini lho aku'.

Pertemanan kala itu tetap terjalin baik meski kami tidak pernah melihat rupa dan tidak tahu siapa sejatinya. Saat mobitrek juga rusak dan tidak bisa diakses lagi dengan berat hati akhirnya mulailah aku menggunakan facebook. Beberapa teman dari situs terdahulu sampai sekarang masih terjalin komunikasi.

 Di facebook pada tahun 2009 penggunanya belum sebanyak sekarang. Maklumlah dulu belum banyak yang pakai smartphone. Jadi hanya yang bisa pakai komputer atau laptop dan smartphone saja yang aktif di fb. Tapi bukan berarti yang pakai hp low end tidak bisa. Kalau hp-nya bisa disisipi opera mini atau browser sejenis pasti bisa juga. Tidak semudah sekarang setiap hp rata-rata sudah disemati aplikasi facebook atau opera mini. Booming pemakaian medsos terjadi karena didukung mudahnya handphone mengakses medsos.

Akhirnya banyaklah pengguna yang juga instan. Kurang memperhatikan tata cara bermedsos dengan baik dan bagaimana menjalin dan merawat sebuah pertemanan di facebook. Aku disini cuma sebut facebook ya karena cuma fb yang aku suka untuk sarana pertemanan. Aku masih sering miris lihat beberapa pengguna yang posting status fb seolah-olah karena itu akun dia, status dia lalu terserah dia mau posting apa. Apalagi saat sedang marah dan kesal atas sesuatu lalu menggunakan kata-kata kasar dan makian yang tidak enak dibaca. Katanya ekspresi yang jujur. Duh... Kita memang boleh bebas berekspresi tapi kan fb itu media publik, yang mengakses banyak.

Kadang teman-teman atau pembacanya tidak sempat mengenali kepribadian kita, tapi dari bagaimana kita berbahasa mereka bisa melihat sedikit gambaran tentang kita. Lagi pula kata-kata kasar dan makian yang tidak baik juga kurang pas diperlihatkan di tempat umum. Bukan buat pencitraan atau apa sih..tapi khawatir jadi contoh buruk. Kalau punya teman yang bahasanya kasar atau postingannya dirasa mengganggu beranda fb kita biasanya kita jadi malas ya untuk sering-sering lihat dia di fb. Cara yang paling instan ya di unfriend. Batalkan pertemanan. Kalau parah ya sekalian diblokir, wes..habis perkara. Tapi lagi-lagi mbok ya jangan buru-buru. Karena ternyata di 'unfriend' itu tidak enak. Walaupun kita tidak terlalu suka sama teman itu pas tahu dia meng-unfriend kita wih kok ya rasanya tidak enak. Rasa ke-egoan kita terkoyak. Kok keduluan dia sih..padahal aku yang nggak suka sama dia..hehe, begitu reaksi ku kadang-kadang.

Karena itu aku juga tidak ingin membuat teman merasa apa yang kurasa. Kalau tidak suka jangan buru-buru unfriend tapi lebih baik berhenti mengikuti saja. Caranya klik nama teman yang mau di unfollow, lalu klik 'berhenti mengikuti'. Beres, dijamin besok-besok status atau postingan lainnya dia gak bakalan hadir di beranda. Lalu kalau masalahnya aku nggak mau dia lihat postingan ku gimana. Lagi-lagi jangan buru-buru blokir. Jadikan blokir itu sebagai langkah terakhir. Cukup masukkan dia ke dalam daftar teman yang 'dibatasi'. Jadi dia tetap melihat kita di friend list-nya tapi tidak bisa melihat postingan kita yang privasi-nya dibuat 'hanya teman'.

Beberapa temanku kadang meng-unfriend temannya dengan alasan tidak ada interaksi. Like tidak pernah apalagi komentar. Sudah dikonfirmasi langsung hilang begitu saja. Apalagi kalau kita sudah komen dan like di status dia. Dia nggak ada tuh balas komen atau like status kita. Lalu ngapain dia add kita. Gitu biasanya status yang berkali-kali ku temukan. Hehe, aku sendiri gak pernah bikin status begitu tapi ya pernah kepikiran juga.

Wajar kan..kita posting pengen direspon. Tapi ya jangan terlalu jadi tujuan lah. Nanti kecewa. Happy posting saja. Ada yang respon ya kita balas respon. Tidak ada yang respon ya tidak apa-apa. Introspeksi juga, jangan-jangan kita juga malas merespon status teman. Nah, kalau sudah direspon misalnya dikomentari, biasanya kan responnya beragam. Kita juga mesti siap dengan keragaman komentarnya. Tidak semua berkomentar seperti yang kita harapkan. Kalau komentarnya tidak enak ya hadapi dengan baik. Jangan balas dengan tidak enak. Kalau benar-benar tidak bisa ditolerir misalnya komentar jorok atau vulgar ya tinggal hapus saja komennya. Lalu kirim pesan sama yang komentar tidak baik bahwa dengan sangat
menyesal komentarnya dihapus dan sebutkan alasannya. Dan jangan lupa, bersikap baik menjalin pertemanan di medsos juga harus diiringi dengan sikap baik dan menjalin silaturahmi di dunia nyata. Jangan sampai kita ramah di medsos punya ribuan teman tapi tidak kenal sama tetangga di samping
rumah. Atau di medsos saling sapa saling ucap happy birthday atau bercengkrama di komenan eh pas ketemu di real menyapa pun tidak padahal sudah hampir bertabrakan jalan. Teman-teman pembaca mungkin semua sudah tahu atau pernah mengalami apa yang kutulis diatas ya. Maaf lho bukan menggurui, hanya ingin berkisah saja dan saling mengingatkan terutama untuk diriku sendiri. Mohon maaf kalau ada salah-salah kata. Semoga tetap nyaman dalam berteman di medsos.
 (Ami Mustafa Koba2016/03/04)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama