YANG TERLUPAKAN (Cerita Kita)


Dan kita yang telah berbeda karena beda itu membuat kita lupa, lupa kalau kita temen, lupa kalau kita pernah jadi teman, lupa kalau kita pernah kenalan, lupa kalau kita pernah dekatan sampai pun ada yang pacaran.

Kita telah lupa kalau kita pernah satu tujuan, lupa kalau kita pernah satu jalan, lupa kalau kita pernah saling gurauan, lupa kalau tegur sapa itu adalah kebiasaan, lupa kalau kita pernah satu gerbang, satpam yang sama, guru2 yang menjadi bahan obrolan, satu barisan upacara, senam juga sama, kelas yang itu itu juga, bangku yang menjadi saksi betapa seringnya aku kentut di kelas, pintu yang jadi saksi siapa yang sering datang duluan dan siapa yang terlambat, halaman sekolah yang tau betapa seringnya aku meludah kearahnya, kaca spion di parkiran yang dijadikan tempat berkaca, wc dan kantin menjadi tempat pilihan ketika bosan saat sang guru sedang mengajarkan, bawa bekal di kelas, minta lauk sana sini agar bisa kebagian, ngepek saat ulangan, bantuan darurat yang selalu diharapkan saat kesulitan, nongkrong di musola saat istirahat, lontar lelucon sana sini agar jadi hiburan.
Ingatkah kaliat saat mata terpejam dipojok kelas kita sembari menutup wajah dengan buku seolah mempelajari sesuatu yang guru jelaskan?

Ingatkah kalian saat usai kelas, kita saling berbagi lauk pauk dan makan bersama dikelas? Ingatkah kalian saat ulangan dimulai mussolah menjadi tempat andalan untuk menghafal beberapa halaman materi? Ingatkah kalian saat satu melontarkan lelucon yang lain riak tertawa memenuhi keheningan kelas?  Ingatkah kalian saat kita sempat bertengkar untuk menyukseskan penampilan perkusi pertama kita?

Ingatkah kalian saat kita menertawai guru berkaca mata, guru yang sering berkata 'iya ndak', guru yang bohai aduhai, guru yang macam rupa dan sifatnya? Ingatkah kalian ada yang menahan tawa saat yang lain terbahak bahak oleh tingkah seseorang? Ingatkah kalian saat kita pernah menonton film hingga kaset dipatahkan oleh guru?

Ingatkah kalian saat kita berlari mengitari sekolah dengan nafas terengah engah? Ingatkah kalian saat kita membaca Yasin dan sholat bersama? Ingatkah kalian saat kita rebutan makanan dan sibuk berfotoria setelanya? Dan ingatkah kalian saat kita menangis sekelas karena salah satu teman kita tercinta?

Teman, ingatkah kalian akan semua cerita itu? Ingatkah kalian akan semua kenangan yang hampir terlupakan itu?
Teman temanku, ini dia mereka yang sekilas ku ceritakan kepada kalian.
Putra yang jenius dengan rambutnya yang tak biasa.
Laksmi anak berhidung pesek yang alaynya sudah terbiasa, senang menasihati teman dan terkadang menjadi Ustazah mendadak.
Pidia yang sering ngambekan di kelas.
Butun (Nurcholis) dengan ciri khas handuk kecil yang tak tau pernah ia cuci atau tidak.
Olive yang omongannya jarang disensor dan pura pura mendadak belajar kalau lagi kerasukan setan.
Boma anak yang sering telat dan pulangnya paling cepat, anak ini selalu bawa bekal ke sekolahan.
Oktin yang imut dan lucu tetapi paling sabar di kelas ya dialah orangnya.
Nelli yang gak pernah lupa untuk terus berdandan biar jadi anak hitz terus.
Sindi dengan tingkah lakunya yang selalu polos, telur jatuh pun ia cuci agar tak mubazir.
Rosi, ia bukanlah seorang pembalap melainkan si pendiam yang misterius, namun sekali ia bicara jadi perhatian orang seantero kelas.
Melia yang aduhai dengan ciri khas rambut yang sering dikepang.
Samoan anak seni yang pernah keluar gak jelas saat pelajaran Bahasa Arab.
Fredi yang suka mengotak atik segala barang.

Lara anak yang memiliki ciri khas sweater kuning lebahnya itu, sungguh menarik perhatian.
Pipi, ia bukan pipi yang ada di wajahmu melainkan gadis Penyak (nama sebuah desa di Bangka Tengah) yang saat  tertawa tak pernah ditahan hingga hampir memecah segala keheningan saat dimanapun ia berada terutama di ruang kelas.

Nola yang suka mengenakan kacamata dengan frame berwarna merah mencolok.
Tara yang memang hobinya menyanyi dimanapun dia berada.
Novi yang suka ngegosip walau terkadang tak ada yang digosipin sekalipun.
Madia si kalem yang apa adanya.

Agustina anak yang suka lepas kendali teriak teriak gak jelas sesuka hatinya.
Ardhia yang hobinya memang makan makan dan makan terus tetapi selalu berharap punya badan ramping nan langsing.
Rafi anak musik yang cool terus setiap saat.
Saipul yang sering ambil pengepel untuk membersihkan lantai karena kakinya meneteskan air terus seperti sumur diladang - bolehlah kita menumpang mandi, jika ada umur yang panjang ku berharap kita tak berjumpa lagi (ahh it's just kidding).
Dea yang sering berantem dengan pacarnya yang merupakan teman seperjuangan di kelas sebelah, yang juga suka nempel nempel di jendela kelas kami hanya untuk sekedar memperhatikan sang pujaan sembari modus.

Wiwik yang selalu nagih uang kas dengan nada dasar D dan rhytme yang halus serta nada overtone dipenagihan kedua tetapi  anak ini manis juga jika diperhatikan.
Riyan yang suka minta traktir kalau ketemu di kantin, notenya hindari anak ini kalau ke kantin.
Ibrahim yang rambutnya gak pernah disisir dan suka mendadak jenius.
Arif yang sering sakit sakit terus dan suka minta izin pulang.
Dan seorang perempuan yang bernama Riska, anak yang pandai, cantik rupanya dan ramah, yang  ku harap masih menjadi bagian dari ini dan akan selalu menjadi bagian dari kami.
Hei teman! Kemana kebiasaan kebiasaan ini? Pergikah? Hilangkah?
Memang hilang sudah, karena kita tidak dalam wadah yang sama lagi. Kita sudah tak saling pandang dan sapa lagi. Sudah pergi mencari jati diri masing masing, mengesampingkan hal lain mengejar cita cita.
Apakah kebiasaan itu akan kembali terulang?

Kebiasaan boleh hilang tetapi orang yang sering melakukan kebiasan demikian jangan sampai menghilang. Beri kabar, kasih informasi, ceritakan sesuatu, tentang apa saja, agar ikatan tetap terjalin. Kuharap ada masa dimana kita dapat bersama lagi, seutuhnya seperti sedia kala, saling berbagi, menertawai, ditertawakan, berbicara, dibicarakan, memberi senyum dan tangis tak berarti yang hanya sekedar gurau dan cengkrama. Ku harap kita dapat mengukir lebih banyak lagi pengalaman untuk masing masing kita jadikan kenangan berarti.

Mata tak sering lagi menatap, tangan tak sering lagi melambai, dan suara tak sering lagi terdengar, senyum yang tak lagi terlihat, tawa yang tak lagi terdengar, sapaan yang tak lagi terucap, dan aku merindukan apa yang aku ceritakan karena ada hal yang terus mengusik pikiranku.
Ini adalah masalah kerinduan dan mungkin tak semuanya merasakan. Aku baru menyadari bahwa rindu itu mengingat. Saat rindu, kita mengingat sebuah kenangan, jika tak mengingatnya mungkin itu hanya sekedar rasa, bukan merindu. Terkadang rasa ini memang sering hilang namun rindu akan selalu hadir menerpa. Semoga kalian tetap mengingat semua hal yang terlewat dan sempat terlupakan agar kita bisa menceritakan esok kelak, kalian para kawan!!
#memoriesXllA2
#yangterlupakan

By: Syahruli (alumnus XIIA2 SMA1KOBA)
Editor: Tara Diamon (alumnus XIIA2 SMA1KOBA)
Angkatan 15

8 Komentar

  1. Benar mas, ini cerpennya mengingatkan akan masa SMA

    BalasHapus
  2. Kata orang masa-masa SMA adalah masa yang paling indah, betulkah demikian bang Admin?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kata orang sih begitu kang.! Hehehe saya mah menderita semasa Sma kang.!

      Hapus
  3. Hmm kang bos cerita pada masa sma saya itu tidak akan pernah saya lupakan karena dimasa tersebut saya merasakan hal yang tidak pernah saya rasakan seumur hidup dan mungkin tidak akan merasakannya lagi dan ada yang paling saya kenang dan tidak akan bisa dilupakan seumur hidup saya waktu saya kerja praktek industri disebuah perusahaan gitu dan kebetulan saya anak sekolah yang praktek kerja disana ada 3 sekolahan kalau gak salah dan saya waktu itu jujur belum pernah pacaran dan pada akhirnya ada seorang wanita yang menurut saya dia adalah wanita yang saya idam idamkan, tapi waktu pertama kali saya belum mengenalnya saya mengira bahwa dia adalah wanita yang biasa biasanya dan ternyata pas lebih dekat dan lebih akrab ternyata dia mempunyai kepribadian yang seru dan membuat saya jadi nyaman kalau sedang ada didekatnya dan ini adalah pengalaman pertama saya dekat dengan wanita.

    Ahi hi hi maaf kang bos ceritanya kependekan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ciet ciet ciet curhatcatuh kang Nurul ya Wk wk wk wk

      Hapus
Lebih baru Lebih lama