SEBUAH POTRET PENDIDIKAN


Selamat Hari Pendidikan Nasional. Alhamdulillah kita saat ini hidup di zaman yang memungkinkan kita bisa mengenyam pendidikan dengan baik. Meskipun pendidikan tidak hanya melulu bisa didapat di bangku sekolah. Kalau diingat-ingat dulu potret pendidikan di Indonesia dimana tidak semua orang bisa sekolah. Sekolah hanya untuk orang kaya dan berpangkat saja. Tapi sekarang orang miskin pun bisa sekolah dengan bantuan beasiswa. Tidak hanya orang dengan keadaan fisik yang sempurna bahkan yang cacat pun ada sekolahnya. Tidak ada batasan jenis kelamin dan usia semua bisa sekolah dan mengenyam pendidikan. Tinggal masing-masing orangnya saja yang berniat atau tidak.


Pendidikan dimulai dari usia dini. Bahkan otak bayi sudah dipersiapkan untuk menerima pendidikan dengan ibunya mengkonsumsi makanan bergizi yang mendukung tumbuh kembang otak bayi. Lalu sang ibu memperdengarkan musik atau murotal pada janinnya itu juga dalam rangka mendidik sang calon  bayi. Saat si Bayi lahir dibisiki telinganya dengan harapan-harapan baik. Masa kanak-kanaknya pun dipenuhi didikan-didikan yang kadangkala langsung dicontohkan oleh orang tua atau lingkungan disekelilingnya. Pendidikan akhlak dan moral. Itu yang utama. Karena orang dengan pendidikan akademik yang tinggi tanpa diiringi  pendidikan moral dan akhlak yang baik akan menjadi sangat menakutkan.

Pagi ini dihari Senin yang penuh semangat bertepatan dengan hari pendidikan nasional di Sekolah Dasar seberang rumah pembina upacara mengingatkan kembali tentang sosok Ki Hajar Dewantara. Sementara saya dibalik jendela rumah terhenyak melihat sebuah status akun medsos seorang teman. " Cpt gede anak kesayangan mama,biar bs jd pelindung dan pengangkat derajat mama. Biar bs jaga mama,mdh2an opan jd org sukses biar kita gk dipandang sblh mata sm org2 di luar sana..... punya duit byk ya nak,tp jgn sombong kyk tetangga sblh kita ya. Punya duit byk biar bs beli thai khap cha utk ngelindes bdn org2 yg jahat sama mama smp tlg a cerai berai ancok berancok,patah mematah smp utek (otak)  a belambur (berhamburan) nak "

Mengerikan! Langsung terbayang dibenak saya otak yang berhamburan itu. Ah..seram sekali. Saya merasa tercekik membacanya. Astagfirullah.. itu kalimat seorang ibu pada anaknya yang masih kecil, apakah pantas? Mungkin bagi si ibu kalimat itu hanyalah kalimat sepele sekedar sebuah status pagi di media sosial yang dianggapnya tidak penting. Tapi ini merupakan sebuah koreksi buat saya dan kita pada umumnya bagaimana mendidik anak-anak. Bagaimana kesulitan hidup membuat kita tetap bahagia dan tidak memendam dendam yang salah arah. Dan jangan pula dendam itu ditularkan pada anak yang masih polos. Yang mana  padanya seharusnya kita menggoreskan ajaran-ajaran yang baik. Diajarkan yang baik-baik saja anak belum tentu besarnya jadi orang baik apalagi diajari hal-hal yang mengerikan. 

Karena seorang ibu adalah orang yang berperanan sangat penting dalam tumbuh kembang anak dan pendidikan akhlak moralnya maka alangkah baiknya jika seorang ibu berhati-hati dalam bersikap serta pentingnya seorang ibu juga membekali diri dengan pendidikan yang layak. 'Ah itukan si ibunya lagi emosi aja..namanya juga lagi marah jadi kata-katanya seperti itu..' Justru saat sedang marah lah kita harus lebih berhati-hati lagi. Karena saat hati mu diliputi kemarahan setan duduk manis disamping mu. Lihatlah caranya mengontrol amarah kalau mau  melihat bagaimana karakter  aslinya. 
Sumber Poto : Ferok Pedia

Setiap orang bisa saja bersikap manis bertutur kata lemah lembut tapi apakah tetap bisa demikian saat dia sedang marah. Disinilah pentingnya pendidikan dalam membentuk karakter seseorang. Mau jadi apa bangsa ini kalau sejak kecil anak sudah dijejali dengan dendam dan sadisme. Belum lagi anak-anak seringkali diajari dengan ancaman tanpa kita sadari seperti tertuang dalam lagu nina bobo "kalau tidak bobo digigit nyamuk" atau "ayo mandi kalau tidak mandi tidak ibu ajak jalan-jalan" dan masih banyak contoh lain. Ada baiknya kita simak kembali tulisan Dorothy Low Nolte dalam bukunya Children Learn What They Live With (Dari Lingkungan Hidupnya Anak anak belajar) mengungkapkan:
  • Jika anak banyak dicela, ia akan terbiasa menyalahkan
  • Jika anak banyak dimusuhi, ia akan terbiasa menantang
  • Jika anak dihantui ketakutan, ia akan terbiasa merasa cemas
  • Jika anak banyak dikasihani, ia akan terbiasa meratapi nasibnya
  • Jika anak dikelilingi olok-olok, ia akan terbiasa menjadi pemalu.
  • Jika anak dikitari rasa iri, ia akan terbiasa merasa bersalah.
  • Jika anak serba dimengerti, ia akan terbiasa menjadi penyabar.
  • Jika anak banyak diberi dorongan, ia akan terbiasa percaya diri
  • Jika anak banyak dipuji, ia akan terbiasa menghargai.
  • Jika anak diterima oleh lingkungannya, ia akan terbiasa menyayangi.
  • Jika anak tidak banyak dipersalahkan, ia akan terbiasa senang menjadi dirinya sendiri.
  • Jika anak mendapatkan pengakuan dari kiri-kanan, ia akan terbiasa menetapkan arah langkahnya.
  • Jika anak diperlakukan dengan jujur, dia akan terbiasa melihat kebenaran.
  • Jika anak ditimang tanpa berat sebelah, ia akan terbiasa melihat keadilan.
  • Jika anak mengenyam rasa aman, ia akan terbiasa mengandalkan diri dan mempercayai orang sekitarnya.
  • Jika anak dikerumuni keramahan, ia akan terbiasa berpendirian
“Sungguh Indah Dunia Ini!”
Sekali lagi pendidikan disini tidak hanya tentang pendidikan akademik atau sekolah saja. Karena pendidikan bisa didapatkan dari mana saja, kapan saja dan dimana saja. Seraplah pendidikan yang baik, tinggalkan dan jauhi yang buruk. Pendidikan tidak pernah selesai sampai kita mati. Belajar dan terus belajar. Semakin banyak kita belajar semakin kita tahu bahwa masih banyak yang belum kita ketahui.
Semangat belajar dan jayalah terus Indonesia ku!
Baca Juga : Mengenang Raden Ajeng Kartini

28 Komentar

  1. Hmmm kata kata beliau sampai sekarang selalu ada di dalam benak pikiran saya kang bos habil kata katanya itu loh yang bisa membuat saya bisa semangat seperti sekarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kang sukurlah kalau akang selalu ingat kang.. sukur alhamdulilah.!

      Hapus
    2. iya kang saya juga seperti kang Nurul Iman, dan kita harus selalu mengingat nya ya kang.

      Hapus
  2. Selamat hari pendidikan nasional 2016, nyalakan pelita, terangkan cita-cita... semoga pendidikan di negeri ini makin maju dan lebih baik lagi ke depannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin yarobal alamin.. Semakin maju dan berkualiatad dalam mencetak generasi bangsa.!

      Hapus
  3. SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL... INI ERK MAS. SALAM SEHAT ELALU YA MAS..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Erik maksudnya.! Ok salam sehat kembali erik.. Makasih udah singgag.!

      Hapus
  4. semoga pendidikan di Indonesia makin bagus supaya banyak generasi bangsa yang cerdas dan kreatif :)

    BalasHapus
  5. Catatan yang memberi inspirasi.
    Pendidikan bukan hanya di sekolah. Ibu dan bapa juga ada peranan yang cukup penting dalam mendidik anak-anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inilah masalah saya kalau BW. Harap komen yang ini tidak keluar 3x..haha
      Apa pun, terima kasih kerana membalas kesemua komennya :)

      Hapus
    2. Iya mbak jaringan kali eror... Atau blog saya berat ya mbak.?

      Hapus
  6. Catatan yang memberi inspirasi.
    Pendidikan bukan hanya di sekolah. Ibu dan bapa juga ada peranan yang cukup penting dalam mendidik anak-anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini koment nya pasti di moderaate sama admin kan :D

      Hapus
    2. Enggak kang... jadi membuat saya berfikir 7 keliling kang.! Apa karena blog saya berat ya kang.! Atau jaringan lagi eror kali.

      Hapus
  7. Catatan yang memberi inspirasi.
    Pendidikan bukan hanya di sekolah. Ibu dan bapa juga ada peranan yang cukup penting dalam mendidik anak-anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak... Semoga bermanfaat ya mbak aamiin...

      Hapus
  8. Selamat Hari Pendidikan
    Semoga yang masih sekolah bisa gapai impian
    Sesuai harapan

    BalasHapus
  9. selamat hari pendidkan nasional, semoga pendidikan selalu mngedepankan dan selalu menjadi penerang bagi anak bangsa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju banget kang, pendidikan harus mengedepankan kualitas anak bangsa.!

      Hapus
  10. Kalau aku marah serem, orang disekarku pada takut. Jenggotku bisa rontok. Aku suka dengan point -point diatas, mengajarkan kepada diriku agar berbuat baik dan kasih sayang terhadap anak kecil. Biar mereka nanti tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan berjiwa pemimpin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Brnar sekali kang.! Semoga saja bermanfaat bagi kita semua ya kang.! Dan dapat membimbing anak2 kita menjadi berkualitas baik dari segi pendidikannya dan ahlaknya aamiin.!

      Hapus
  11. baca ungkapan tentang anak dari DL Nolte jadi inget sama mantan pacar yang kini entah dimana, dia pernah menuliskan surat cintanya padaku dengan kutipan diatas itu...makjleb banget sih....pas dengan potret pendidikan negeri ini...pas gituh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh ada yang lagi mereview masa lampau nih.xixixi iya kang trimskasih atas pujiannya cit cut cit

      Hapus
  12. eh dihari gini masih ada ya orang tua berkata kayak gitu pada bayi, menurut saya itu bukan lagi bercanda kang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah kang.! Miris jika mendengar hal seperti itu kang.!

      Hapus
Lebih baru Lebih lama