Kopi Daun ( Kawa Daun )

Q Beritakan. Indonesia yang terbentang dari sabang hingga meruake yang terdiri dari banyak suku bangsa  menjadikan indonesia menjadi Negara yang majemuk dengan berbagai kultur budaya dan Adat Istiadat yang menjadikan ciri khas bangsa indoneisa. Taksedikit wisatawan asing, sejarawan yang sengaja hadir diindonesia yang hanya sekedar menjadi penikmat kebudayaan, dan tidak sedikit yang datang untuk mempelajari seni budaya di indonesia. 

Dari keberagaman inilah yang menjadikan Indonesia kaya akan jenis- Jenis Kuliner yang menjadi ikon penting suatu masarakat adat dan  budaya mereka. Tapi kali ini Q beritakan Masih membahas seputar tentang minuman tradisional dari Daerah yang mempunyai ikon Tanduk Kerbau, Minang Kabau Pastinya. Pasti sudah tidak asing lagi kan dengan daerah yang mempunyai Ibu kota Padang ini. Daerah yang terkenal dengan Kerupuk Sanjai, Rendang Dan Dendeng nya. Nah mungkin sahabat semua sudah perbah menikmati yang namanya rendang dan kripuk sanjai ataupun dendeng bukan.!? Tapi Dengan Minuman yang satu ini Barangkali belum pernah anda Coba KOPI DAUN (kawa daun).


Kawa artinya kopi. Dari bahasa arab qahwah. Daun sendiri dari bahasa Indonesia. Jadi kawa daun adalah minuman yang dibuat dari seduhan daun kopi. Tak ubahnya Seperti teh yang diseduh dengan air panas, dan bukan dari bijinya. Cara menikmatinya juga terbilang unik, yaitu memakai tempurung  batok kelapa  biasanya satu paket dengan gorengan. Sambil bersila di atas balai-balai bambu seraya dihembus angin sepoi-sepoi dingin pegunungan, sungguh kenikmatan tak terkira bagi penggemarnya. Warna kelat dari Kawa Daun sendiri menggambarkan jelas sejarah kelamnya dulu dan utamanya bagi orang Minang.
Baca Juga


 Asal Mula Kopi Daun ( Kawa Daun )
Bermula dari keinginan Gubernur Jenderal Van den Bosch untuk menerapkan tanam paksa kopi di Ranah Minang pada 1840 menyusul keberhasilan di Tanah Jawa 10 tahun sebelumnya. Kopi adalah komoditi bernilai tinggi di Eropa sehingga keuntungan yang diraup sungguh luar biasa bagi Belanda.
Akibat harganya yang tinggi itu, semua biji kopi harus diserahkan ke gudang kopi alias koffiepakhuis tanpa boleh tercecer sebijipun. Lalu muncul sebutan pakuih kopi bagi pegawai pribumi yang mengurus gudang kopi ini dan mereka terciprat ikut menjadi kaya.
Tapi malang bagi masyarakat kebanyakan. Mereka hanya boleh menanam saja tanpa boleh mencicipi rasa minuman kopi yang diolah dari bijinya. Kopi adalah minuman para dewa yang tak terjangkau tangan. Tapi tak kayu janjang dikapiang, tak ameh bungka diasah, timbullah ide kreatif untuk membuat minuman dengan menyeduh daunnya. Demi dapat mencicipi rasa kopi yang harum itu. Dapat dipastikan bahwa ide ini muncul terinspirasi dari cara mengolah daun teh menjadi minuman. Sayangnya ide ini tidak tercatat dengan baik kapan munculnya, dimana dan oleh siapa.
Pastinya rasa daun kopi tidak sama dengan rasa biji kopi. Tapi setidaknya ada bau-bau kopinya juga. Kelat-kelat sedikit tidak apa lah, mungkin begitu pandangan masyarakat saat itu. Penderitaan ini baru berakhir pada tahun 1908 ketika tanam paksa kopi diganti dengan penerapan belasting atau pajak. Namun tradisi minum air daun kopi ternyata tidak ikut berhenti yang mungkin karena sudah berlangsung lebih dari 60 tahun.
Sekarang ini Kopi daun bisa juga kita nikmati jika kita berselancar dinegerio minang kabau di Dangu- Dangau Kawa ( Pondok Kopi Daun) yang banyak berada di sepanjang jalan Lintas Bukit Tinggi Payakumbuh. Tidak Lengkap rasanya jika menikmati surga wisata yang berada di daerah ini jika kita tidak  mencoba Minuman yang satu ini. 

Penasaran Untuk menikmati Nya... hem.... saya tunggu ya...

18 Komentar

  1. nikmatnya seruput kopi dari seduhan daun kopi mang :D bagi mang

    BalasHapus
    Balasan
    1. hem kapan ya Bisa Minum kopi sambel ngeblog disamping nya terletak Ubi Cilembu Tea.! wah jadi ngiler kang

      Hapus
  2. tak kalah jika ditemanin sama umbi cilembunya mang, aktifitas ngeblog pun jadi makjib :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi sangat penasaran saya dengan Umbi Cilembu Tea kang...

      Hapus
  3. Kopi daun, saya baru mendengarnya tuh kang, rasanya kayak gmn ya saya jadi penasaran pengen mencobanya kang :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah sama kang saya juga lagi penasaran dengan Ubi cilembu tea, mungkin sama rasa penasaran akan dengan Kopi daun ini. Ya jangan sibuk terus kang. sesekali pergi kesumbar, selain Sumbar sebagi Surga Wisata juga banyak yang perlu di coba... pokok nya dijamin mantap lah kang gak akan kecewa. eiit saya siap menjadi gaet nya lo wk wk wk wk

      Hapus
  4. Hmmm aromanya membuat hatiku berbunga bunga
    Seperti saat aku berdua bersamanya
    Apakah aku bisa mendapatkannya
    Walaupun hanya gratisan

    BalasHapus
  5. walah Kang Nurul Buat akang mah apa atuh, pasti dikasih gratis, Mau dikirim lewat Email atau Sms kang Nurul iaman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahi hi hi kata katamu itu yang membuatku menjadi apalah apalah, ahi hi hi. saya maunya dikirim langsung oleh kang bos ke rumah saya, ahi hi hi. Kalau melalui email dan via sms oe tidak mau kang nanti dikirimnya malah gambar dan tulisan kan tragis kalau begitu.

      Hapus
    2. ha ha ha ha aman kan nanti abis lebaran say kirimkan. saya posisi masih dilampung. nanti kasih alamat lengkap nya aja ingsa Allah saya kirimkan gratis buat akang.

      Hapus
    3. Hmm jangan lebaran dong kang bos kan kalau lebaran di rumah saya banyak makanan entar gak saya makan, ahi hi hi nanti saya jadi buncit dong perutnya kan sayang perut saya yang tadinya sispek jadi suspen, ahi hi hi.

      Hapus
    4. hahhaha yaudah Sehabis Lebaran kang, supaya enggak Buncit kang. wk wk wk

      Hapus
  6. ikut nimbrung ah... pasti mantab dah ini kopi daunya..

    BalasHapus
  7. Betul Seali kang jos gandos top markotop.! ha ha ha ha

    BalasHapus
  8. diriku masih ada satu kotak didalam lemari belum diseduh. jadi kepengen deh. enak banget ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah mantab tuh saya yang posting akang yang minum wkwkwkwk

      Hapus
Lebih baru Lebih lama